Legenda Pohon Sakaki dan Dewi Amaterasu dari Negeri Sakura
Azis Turindra |
Jepang - Legenda Sakaki diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Dalam mitologi Jepang, pohon Sakaki konon memiliki peran penting dalam kisah penciptaan Jepang.
Tersebutlah pada zaman dahulu, hidup pasangan dewa bernama Izanagi dan Isanami. Mereka kemudian menciptakan pulau Jepang, selain itu mereka juga memiliki sejumlah anak yang dijadikan penguasa di berbagai daerah di Jepang.
Anak perempuan mereka, Amaterasu lahir dari mata kiri sang ayah yang juga seorang Dewi Matahari. Dan dalam keyakinan orang Jepang, Dewi Amatersu merupakan nenek moyang keluarga kekaisaran. Sementara itu saudara laki-lakinya Susanoo merupakan dewa badai yang memimpin lautan.
Pada suatau hari Amaterasu dan Susanoo bertengkar hebat, akibatnya sebelum pergi Susanoo menghancurkan sawah-sawah dan menyebabkan tempat tinggal Amaterasu porak poranda. Karena merasa kesal dan marah, Amaterasu akhirnya pergi ke suatu goa dan menutup diri. Hal ini menyebabkan dunia menjadi gelap gulita.
Untuk memancing Amaterasu keluar dari persembunyiannya, para dewa akhirnya membawa pohon Sakaki bercabang 500 dari Gunung Kaga di surga untuk diletakkan di depan pintu goa yang ditinggali Amaterasu. Di bagian atas cabang pohon Sakaki, dipasang 500 permata, di bagian tengah diletakkan cermin dengan tinggi delapan kaki dan di bagian bawah pohon diletakkan berbagai persembahan.
Para dewa kemudian membuat kegaduhan dan bersenang-senang di luar goa. Amaterasu merasa penasaran mengapa para dewa masih bisa bersuka cita padahal dunia sedang gelap gulita. Dari luar para dewa mengatakan bahwa di sana terdapat dewi yang lebih bersinar dari diri Amaterasu. Merasa sangat penasaran dengan pesaingnya, Amaterasu pun keluar dan melihat pantulan dirinya dari cermin yang terpasang di pohon sakaki.
Sebelum menyadari dirinya dijebak, para dewa konon sudah melempar shimenawa atau tali suci dari jerami sebelum pintu goa tertutup. Akhirnya dunia pun kembali terang dan kehidupan terus berlanjut.
Saat ini Amaterasu dipuja di Kuil Besae Ise yang merupakan kuil utama di Jepang. Dewi ini dimanifestasikan dalam cermin yang merupakan salah satu dari tiga harta kekaisaran Jepang. Sakaki sendiri diletakkan di shinno-mihashira atau tempat pusat suci yang bertempat di atas dan dikelilingi oleh bangunan kuil yang terbuat dari kayu. Biasanya pohon sakaki dipasangi cermin-cermin di kuil Shinto lainnya.
Pohon sakaki kerap juga dijadikan kiasan dalam berbagai literatur dan karya-karya seni di Jepang. Sakaki juga disebut dalam penggalan tulisan kuno keagamaan yang menyebutkan bahwa pohon ini mewakili kesetiaan dan kestabilan. Selain itu ia juga mengekspresikan keberadaan yang abadi dan kekuatan dewi di kuil tersebut.(imm/imm)
Tersebutlah pada zaman dahulu, hidup pasangan dewa bernama Izanagi dan Isanami. Mereka kemudian menciptakan pulau Jepang, selain itu mereka juga memiliki sejumlah anak yang dijadikan penguasa di berbagai daerah di Jepang.
Anak perempuan mereka, Amaterasu lahir dari mata kiri sang ayah yang juga seorang Dewi Matahari. Dan dalam keyakinan orang Jepang, Dewi Amatersu merupakan nenek moyang keluarga kekaisaran. Sementara itu saudara laki-lakinya Susanoo merupakan dewa badai yang memimpin lautan.
Pada suatau hari Amaterasu dan Susanoo bertengkar hebat, akibatnya sebelum pergi Susanoo menghancurkan sawah-sawah dan menyebabkan tempat tinggal Amaterasu porak poranda. Karena merasa kesal dan marah, Amaterasu akhirnya pergi ke suatu goa dan menutup diri. Hal ini menyebabkan dunia menjadi gelap gulita.
Untuk memancing Amaterasu keluar dari persembunyiannya, para dewa akhirnya membawa pohon Sakaki bercabang 500 dari Gunung Kaga di surga untuk diletakkan di depan pintu goa yang ditinggali Amaterasu. Di bagian atas cabang pohon Sakaki, dipasang 500 permata, di bagian tengah diletakkan cermin dengan tinggi delapan kaki dan di bagian bawah pohon diletakkan berbagai persembahan.
Para dewa kemudian membuat kegaduhan dan bersenang-senang di luar goa. Amaterasu merasa penasaran mengapa para dewa masih bisa bersuka cita padahal dunia sedang gelap gulita. Dari luar para dewa mengatakan bahwa di sana terdapat dewi yang lebih bersinar dari diri Amaterasu. Merasa sangat penasaran dengan pesaingnya, Amaterasu pun keluar dan melihat pantulan dirinya dari cermin yang terpasang di pohon sakaki.
Sebelum menyadari dirinya dijebak, para dewa konon sudah melempar shimenawa atau tali suci dari jerami sebelum pintu goa tertutup. Akhirnya dunia pun kembali terang dan kehidupan terus berlanjut.
Saat ini Amaterasu dipuja di Kuil Besae Ise yang merupakan kuil utama di Jepang. Dewi ini dimanifestasikan dalam cermin yang merupakan salah satu dari tiga harta kekaisaran Jepang. Sakaki sendiri diletakkan di shinno-mihashira atau tempat pusat suci yang bertempat di atas dan dikelilingi oleh bangunan kuil yang terbuat dari kayu. Biasanya pohon sakaki dipasangi cermin-cermin di kuil Shinto lainnya.
Pohon sakaki kerap juga dijadikan kiasan dalam berbagai literatur dan karya-karya seni di Jepang. Sakaki juga disebut dalam penggalan tulisan kuno keagamaan yang menyebutkan bahwa pohon ini mewakili kesetiaan dan kestabilan. Selain itu ia juga mengekspresikan keberadaan yang abadi dan kekuatan dewi di kuil tersebut.(imm/imm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar