Mantap! Ilmuwan Mampu Ungkap Jejak Sidik Jari Lama
Azis Turindra |
Sydney - Peneliti Australia telah mengembangkan cara baru yang dapat memulihkan atau mengolah sidik jari dari bukti-buki yang tersimpan lama.
Para ilmuwan di University of Technology di Sydney ini percaya bahwa cara ini merupakan yang pertama di dunia, yang dapat membantu polisi membuka kembali kasus yang belum terpecahkan.
Mereka menggunakan nanoteknologi yang mampu mendeteksi sidik jari kering dan lemah, yang tidak bisa diungkapkan oleh teknik tradisional. Nanoteknologi dapat mengungkapkan detail yang lebih tajam dari jejak asam amino yang ditinggalkan sidik jari tua daripada metode yang telah ada saat ini.
Tujuan mereka adalah untuk mendeteksi sidik jari dari segala usia di permukaan apapun. Bahkan para ilmuawan telah mencoba pada spesimen (contoh) yang sebelumnya tak terlihat, kini telah terungkap dengan menggunakan perawatan kimia baru yang menargetkan asam amino sebagai sasarannya.
Asam amino merupakan molekul yang umum ditemukan di keringat dan karenanya hadir dalam kebanyakan sidik jari. Sedangkan target asam amino di daerah ini telah digunakan selama beberapa dekade oleh para peneliti di Sydney yang memgunakan nanoteknologi untuk memberikan sampel bagaimana sidik jari terdegradasi secara detail dan tajam.
"Jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak bekerja sangat baik dan kita dapat meningkatkan mencetak pada bukti yang sudah tua, maka itu adalah keberhasilan. Selalu ada yang berpotensi untuk menggunakannya pada kasus dingin dan hal-hal seperti itu dan untuk bukti lebih tua yang mungkin telah meletakkan sesuatu untuk waktu yang cukup lama," kata Dr. Xanthe Spindler.
"Jadi saya pikir ini adalah sesuatu yang benar-benar akan mendorong kemajuan dan melampaui batas-batas, dan mudah-mudahan akan mendapatkan lebih banyak sidik jari. Tentu sidik jari yang lebih baik dan mudah-mudahan meningkatkan tingkat keberhasilan dalam memecahkan kasus," tambah Spindler seperti dikutip dari BBC, Selasa (7/6/2011)
Dr. Spindler saat ini masih terus melakukan penelitian lanjutan dan ia mengatakan hasil saat ini merupakan langkah maju yang penting dalam upaya untuk menaklukkan salah satu tujuan besar dalam ilmu forensik dan untuk memulihkan sidik jari dari kulit manusia.
Proyek ini merupakan kerjasama antara akademisi di Sydney dan Canberra, bersama Australian Federal Police dan Northern Illinois University di Amerika Serikat. (imm/imm)
Para ilmuwan di University of Technology di Sydney ini percaya bahwa cara ini merupakan yang pertama di dunia, yang dapat membantu polisi membuka kembali kasus yang belum terpecahkan.
Mereka menggunakan nanoteknologi yang mampu mendeteksi sidik jari kering dan lemah, yang tidak bisa diungkapkan oleh teknik tradisional. Nanoteknologi dapat mengungkapkan detail yang lebih tajam dari jejak asam amino yang ditinggalkan sidik jari tua daripada metode yang telah ada saat ini.
Tujuan mereka adalah untuk mendeteksi sidik jari dari segala usia di permukaan apapun. Bahkan para ilmuawan telah mencoba pada spesimen (contoh) yang sebelumnya tak terlihat, kini telah terungkap dengan menggunakan perawatan kimia baru yang menargetkan asam amino sebagai sasarannya.
Asam amino merupakan molekul yang umum ditemukan di keringat dan karenanya hadir dalam kebanyakan sidik jari. Sedangkan target asam amino di daerah ini telah digunakan selama beberapa dekade oleh para peneliti di Sydney yang memgunakan nanoteknologi untuk memberikan sampel bagaimana sidik jari terdegradasi secara detail dan tajam.
"Jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak bekerja sangat baik dan kita dapat meningkatkan mencetak pada bukti yang sudah tua, maka itu adalah keberhasilan. Selalu ada yang berpotensi untuk menggunakannya pada kasus dingin dan hal-hal seperti itu dan untuk bukti lebih tua yang mungkin telah meletakkan sesuatu untuk waktu yang cukup lama," kata Dr. Xanthe Spindler.
"Jadi saya pikir ini adalah sesuatu yang benar-benar akan mendorong kemajuan dan melampaui batas-batas, dan mudah-mudahan akan mendapatkan lebih banyak sidik jari. Tentu sidik jari yang lebih baik dan mudah-mudahan meningkatkan tingkat keberhasilan dalam memecahkan kasus," tambah Spindler seperti dikutip dari BBC, Selasa (7/6/2011)
Dr. Spindler saat ini masih terus melakukan penelitian lanjutan dan ia mengatakan hasil saat ini merupakan langkah maju yang penting dalam upaya untuk menaklukkan salah satu tujuan besar dalam ilmu forensik dan untuk memulihkan sidik jari dari kulit manusia.
Proyek ini merupakan kerjasama antara akademisi di Sydney dan Canberra, bersama Australian Federal Police dan Northern Illinois University di Amerika Serikat. (imm/imm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar