Jumat, 17 Juni 2011

Mengenal Kalender Khas Negeri Moammar Gadhafi

Mengenal Kalender Khas Negeri Moammar Gadhafi

Azis Turindra |

Tripoli - Hingga hari ini Libya masih terus dirundung masalah internal dan konflik antara kubu pemerintah dan oposisi. Bahkan karena eskalasi konflik sudah mengkhawatirkan, banyak negara Dunia pun turun tangan untuk terlibat.

Yah, negeri yang berada di kawasan Afrika Utara dan berbatasan dengan Laut Tengah dan juga tak jauh dari Mesir ini juga mengalami gejolak politik layaknya Mesir. Bahkan nama Libya sendiri berasal dari bahasa Mesir 'Lebu', sebutan orang Berber yang tinggal di sebelah Barat sungai Nil yang kemudian disampaikan oleh orang Yunani dengan sebutan Libya.

Zaman Yunani kuno dulu, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, yang mencakup seluruh Afrika Utara di sebelah barat Mesir, dan terkadang juga ditujukan untuk seluruh benua Afrika. Meski akhirnya melalui Raja Idris, memproklamirkan bersirinya Libya dengan daerah terbatas seperti saat ini. Sebelum merdeka tahun 1951, awalnya Libya sempat dijajah oleh Italia seteleh merebutnya dari kekaisaran Ottoman Turki.

Negara-negara yang terletak di kawasan Afrika Utara ini adalah salah satu contoh negara yang banyak menerapkan sistem kalender yang berbeda dari yang kita kenal saat ini.

Kalau dalam adat kebiasaan yang ada dan banyak digunakan di dunia lain, kita mengenal nama-nama bulan Januari, Februari, Maret dan seterusnya. Hal ini berbeda dengan Libya yang memiliki nama tersendiri yang tidak dimiliki oleh negara lain. Penggunaan nama-nama khusus ini memiliki alasan tersendiri. Mereka ingin melepaskan bayang-bayang dan menghapus pengaruh Yunani dan Romawi kuno yang dikenal sebagai bangsa pemuja berhala. Di samping menjadi bagian dari bentuk perlawanan kultural (budaya) dimana selama ini mereka dijajah dua bangsa itu.

Misalnya, untuk menyebut Januari, Libya akan menggunakan nama Ayyin Nar. An Nawwar sebagai pengganti Februari. Ar Rabi' sebagai pengganti Maret. Ath Thair sebagai pengganti April. Al Mak sebagai pengganti Mei. Ash Shaif sebagai pengganti Juni. Nashir sebagai pengganti Juli. Hanibal sebagai pengganti Agustus. Al Fatih sebagai pengganti September. At Tumur sebagai pengganti Oktober. Al Harst sebagai pengganti November dan Al Kanun sebagai pengganti Desember.

Lain bulan, lain pula masalah tahun. Dalam penggunaan tahun Libya memiliki corak tersendiri. Ketika semuanya menggunakan tahun masehi atau tahun hijriyah. Libya tidak menggunakan tahun hijriyah, namun mereka memakai patokan tersendiri yakni Min wafat Ar Rasul SAW. Hitungan tahun bukan dari hijrah Nabi SAW. sebagaimana kalender hijriyah, namun dihitung dari wafat Nabi SAW. Memang tetap mengambil pengaruh Islam, sebab memang negara Islam dengan judul lagu kebangsaan, Allahu Akbar.

Bagi pemimpin Libya yang saat ini sedang ingin dilengserkan rakyatnya, Moammar Gadhafi, menjelaskan bahwa wafatnya Nabi SAW. merupakan peristiwa yang sangat penting yang harus dicatat dalam sejarah. Kewafatan Nabi Muhammad SAW adalah terputusnya wahyu dari Allah SWT karena tidak ada nabi setelahnya. Menurut Qadafi, hal itu pantas untuk lebih dikenang dalam sejarah dan dijadikan patokan tahun.

Walaupun Libya mempunyai nama-nama bulan yang lain, nama-nama bulan Islam seperti Muharram, Safar dan seterusnya, tetap di pakai untuk menandai peringatan-peringatan hari besar Islam. Sedangkan mengenai tahun, Libya hanya menggunakan tahun masehi dan tahun wafatnya Nabi SAW.

Demikian kalender yang digunakan negeri yang berikubota di Tripoli dan memiliki luas negara yang cukup besar, 1.759.541 kilometer persegi yang daratannya tak jauh berbeda luasnya dengan Indonesia. (imm/imm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar