Intip Minat Bayi lewat Latihan Bicaranya
Azis Turindra |
Jakarta - Banyak orang yang masih bingung mengenai minat dan bakat yang dimiliki. Hingga usia sudah besar bahkan dewasa pun, tak sedikit kalangan yang belum tahu minat dan bakat yang dimiliki.
Nah, kalau orangtua bisa mengenalkan bakat si anak semejak kecil, tentu menjadi hal yang menggembirakan. Ada banyak cara dan metode yang dikembangkan olah banyak pakar untuk mengenal dan memahami minat dan bakat diri sendiri. Bahkan belakangan ini, tahukah Anda kata pertama yang diucapkan seorang bayi di awal latihan ngomong, konon menunjukkan minatnya akan sesuatu. Dengan kata lain, bisa dibilang seorang bayi akan belajar mengucapkan kata untuk sebuah benda atau hal yang paling membuatnya tertarik.
Jadi, setiap kata yang diucapkan dan dimintainya untuk diomongkan di awal-awal, menunjukkan minat yang disenangi. Penelitian yang dilakukan tim dari Temple University, AS menyebutkan, bayi mempelajari kata lebih berdasarkan sebuah benda yang benar-benar membuatnya tertarik, sementara pada bayi yang tengah belajar berjalan (toddlers), lebih mengungkapkan kata-kata untuk objek yang lebih sering diucapkan orang dewasa pada mereka. Dari sini dapat dipahami bahwa setiap bayi akan mempelajari kata-kata dengan cara yang berbeda sesuai pula dengan kondisi, usia dan cara yang dihadapi.
Para peneliti meminta para orang tua untuk lebih banyak membicarakan sesuatu yang membuat bayi mereka tertarik, daripada membuat sesuatu yang membuat diri mereka sendiri tertarik.
Para periset ini, seperti dilansir dalam beberapa situs online, melakukan studi pada bayi berusia 10 bulan yang dikenalkan dengan kata-kata untuk objek yang ‘menarik’ dan ‘membosankan’. Untuk objek yang menarik diberi warna menyala dan mengeluarkan suara ribut, dan segera menarik perhatian bayi. Sementara untuk objek yang membosankan sengaja dicat dengan warna suram dan dibentuk tidak menarik.
Konon sang bayi akan mempelajari kata-kata untuk sebuah benda yang membuatnya tertarik dan cenderung kurang memperhatikan kata-kata orang dewasa yang tidak menarik. Ketua riset Shannon M. Pruden, mengatakan hasil studi menunjukkan bayi yang berusia 10 tahun menangkap hal baru hanya untuk sesuatu yang paling membuatnya tertarik. Karena itulah anak-anak cenderung lebih cepat mempelajari kata-kata saat orang-orang tua mereka memperlihatkan sebuah benda dan segera ‘melabeli’ benda tersebut jika mereka menemukan ketertarikan.
Kathy Hirsh-Pasek, professor psikologi dari Temple University ini mengemukakan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Child Development untuk edisi bulan Maret/April lalu dan memberikan informasi yang menarik ini pada khalayak ramai dan para orangtua, khususnya mereka yang tertarik dan ingin tahu perkembangan bahasa pada balita mereka.
“Hal yang paling menarik adalah, banyak orang tak mengetahui dengan pasti bahwa bayi berusia 10 bulan sudah bisa mengamati hal-hal yang membuat mereka tertarik. Pada usia ini sebenarnya mereka sudah belajar kata-kata dan hendaknya para orang tua mulai mengajak mereka berbicara untuk membantu perkembangn bahasa si kecil,” kata Hirsh-Pasek.
Bagaimana dengan balita Anda? Sudahkah anda tahu dan mengajak anak-anak tersebut untuk banyak berbincang dan mencoba memahami ketertarikan si balita untuk mengenal dan memahami minat yang diharapkan? Semoga ini banyak membantu dan menambah perbendaharaan pengetahuan Anda. (imm/imm)
Nah, kalau orangtua bisa mengenalkan bakat si anak semejak kecil, tentu menjadi hal yang menggembirakan. Ada banyak cara dan metode yang dikembangkan olah banyak pakar untuk mengenal dan memahami minat dan bakat diri sendiri. Bahkan belakangan ini, tahukah Anda kata pertama yang diucapkan seorang bayi di awal latihan ngomong, konon menunjukkan minatnya akan sesuatu. Dengan kata lain, bisa dibilang seorang bayi akan belajar mengucapkan kata untuk sebuah benda atau hal yang paling membuatnya tertarik.
Jadi, setiap kata yang diucapkan dan dimintainya untuk diomongkan di awal-awal, menunjukkan minat yang disenangi. Penelitian yang dilakukan tim dari Temple University, AS menyebutkan, bayi mempelajari kata lebih berdasarkan sebuah benda yang benar-benar membuatnya tertarik, sementara pada bayi yang tengah belajar berjalan (toddlers), lebih mengungkapkan kata-kata untuk objek yang lebih sering diucapkan orang dewasa pada mereka. Dari sini dapat dipahami bahwa setiap bayi akan mempelajari kata-kata dengan cara yang berbeda sesuai pula dengan kondisi, usia dan cara yang dihadapi.
Para peneliti meminta para orang tua untuk lebih banyak membicarakan sesuatu yang membuat bayi mereka tertarik, daripada membuat sesuatu yang membuat diri mereka sendiri tertarik.
Para periset ini, seperti dilansir dalam beberapa situs online, melakukan studi pada bayi berusia 10 bulan yang dikenalkan dengan kata-kata untuk objek yang ‘menarik’ dan ‘membosankan’. Untuk objek yang menarik diberi warna menyala dan mengeluarkan suara ribut, dan segera menarik perhatian bayi. Sementara untuk objek yang membosankan sengaja dicat dengan warna suram dan dibentuk tidak menarik.
Konon sang bayi akan mempelajari kata-kata untuk sebuah benda yang membuatnya tertarik dan cenderung kurang memperhatikan kata-kata orang dewasa yang tidak menarik. Ketua riset Shannon M. Pruden, mengatakan hasil studi menunjukkan bayi yang berusia 10 tahun menangkap hal baru hanya untuk sesuatu yang paling membuatnya tertarik. Karena itulah anak-anak cenderung lebih cepat mempelajari kata-kata saat orang-orang tua mereka memperlihatkan sebuah benda dan segera ‘melabeli’ benda tersebut jika mereka menemukan ketertarikan.
Kathy Hirsh-Pasek, professor psikologi dari Temple University ini mengemukakan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Child Development untuk edisi bulan Maret/April lalu dan memberikan informasi yang menarik ini pada khalayak ramai dan para orangtua, khususnya mereka yang tertarik dan ingin tahu perkembangan bahasa pada balita mereka.
“Hal yang paling menarik adalah, banyak orang tak mengetahui dengan pasti bahwa bayi berusia 10 bulan sudah bisa mengamati hal-hal yang membuat mereka tertarik. Pada usia ini sebenarnya mereka sudah belajar kata-kata dan hendaknya para orang tua mulai mengajak mereka berbicara untuk membantu perkembangn bahasa si kecil,” kata Hirsh-Pasek.
Bagaimana dengan balita Anda? Sudahkah anda tahu dan mengajak anak-anak tersebut untuk banyak berbincang dan mencoba memahami ketertarikan si balita untuk mengenal dan memahami minat yang diharapkan? Semoga ini banyak membantu dan menambah perbendaharaan pengetahuan Anda. (imm/imm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar