Ayam Cemani, Si Hitam yang Misterius

Ayam Cemani, Si Hitam yang Misterius

Azis Turindra |

ayam Cemani/ist

0

6

0

0

Berita Terkait

• Mengupas Misteri Pohon Baobab di Afrika
• Domba Sherk, Selebriti dari Selandia Baru itu Tewas
• Misteri Kain Kafan Turin Akhirnya Terbongkar
• Wow! Pria Ini Memasak dengan Tangan Kosong tanpa Terluka
• Mantap! Ilmuwan Mampu Ungkap Jejak Sidik Jari Lama

Jakarta - Pernahkah Anda mendengar ayam cemani? Konon ayam cemani merupakan hewan yang kerap digunakan dalam ritual perdukunan. Lalu bagaimana sebenarnya keberadaan ayam cemani tersebut? Dikutip dari berbagai sumber inilah fakta dan mitos tentang ayam cemani.

Ayam Cemani merupakan ayam lokal asli Indonesia, warna hitam legam menyelimuti seluruh bagian tubuh ayam ini, mulai dari jengger, pial, paruh, bola mata, lidah, rongga mulut, bulu, lubang dubur, kaki, dan cakar. Yah, semuanya serba hitam.

Kata cemani berasal dari bahasa Kawa kuno yang artinya Hitam Legam. Konon asal-muasal ayam cemani ini adalah ayam kedu hitam, yang banyak dipelihara oleh masyarakat Kahuripan desa Kedu di zaman Kerajaan Majapahit.

Ayam cemani menurut cerita merupakan koleksi para raja dan juga keluarga ningrat yang melambangkan kekayaan dan kemakmuran. Konon ayam cemani asli ini memiliki persentase warna hitam 100 persen dari warna darah, daging dan tulang, tetapi hingga sekarang belum ada fakta 100 persen tentang warna. Kabarnya selama warna hitam yang menyelimuti tubuh luar, lidah dan rongga mulut sudah nampak, dapat dikatakan ayam cemani murni.

Ukuran tubuh ayam cemani sedikit lebih besar dibandingkan ayam kampung. Ayam cemani jantan dewasa, pada waktu berdiri normal, mencapai tinggi sekitar 60cm dengan lingkar dada mencapai 34cm dan panjang sayap 25cm. Sedangkan ayam cemani betina dewasa lebih pendek dengan tinggi 50cm, lingkar dada 27cm dan panjang sayap 21cm.

Bagaimana mitos yang beredar seputar ayam cemani ini? Yang pertama ayam cemani dapat mendatangkan hoki bagi pemiliknya. Seorang pengusaha development di Jakarta yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan semenjak memelihara ayam cemani, bisnisnya menjadi lancar, dan usaha semakin maju.

Mitos yang kedua adalah digunakan dalam persyaratan ritual atau ruwat ghaib seperti ritual selamatan, penglaris dagangan, pembangunan proyek, ruwatan bumi, ruwatan pusaka, ruawatan buang sial dan pemikat jodoh. Dalam pelaksanaanya, Ayam Cemani akan disajikan dalam suatu ritual yang dimandikan dengan kembang tujuh rupa, dibacakan mantra khusus oleh paranormal hingga disembelih untuk diambil darah dan dagingnya. Setelah semua dijalankan, lalu disajikan sebagai tumbal penunggu alam dan untuk mengusir roh jahat. Tumbal tersebut konon sebagai penangkal dari ganguan mahluk halus.

Keberadaan Ayam cemani memang sering dicari walaupun harga yang ditawarkan kepada konsumen juga tak murah, bisa mencapai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Namun, tetap saja banyak orang yang berminat dan mampu dan berani membelinya, apalagi bagi orang-orang yang benar-benar sangat membutuhkan, seperti orang-orang yang sedang punya kepentingan dan hajat yang mengharuskan adanya ayam hitam ini. (imm/imm)