Jumat, 17 Juni 2011

Betaljemur Adammakna, Buku Primbon Kesultanan Yogyakarta

Betaljemur Adammakna, Buku Primbon Kesultanan Yogyakarta

Dipo Wicaksono |

ilustrasi buku primbon/ist
Jakarta - Primbon, Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah ini. Saat ini istilah primbon sudah makin populer tak hanya di kalangan orang Jawa. Primbon adalah kumpulan ramalan terkait aktivitas manusia.

Kumpulan ramalan ini, terlebih bagi orang Jawa, salah satunya secara umum disandarkan pada hitungan weton (tanggal lahir) orang yang akan diramal. Primbon ini dapat dibagi menjadi bermacam-macam berdasarkan penggunaannya mulai dari primbon mimpi, jodoh, rejeki, primbon pria, primbon wanita dan sebagainya.

Kalau dunia mengenal ramalan dari para tokoh semisal Nostradamus atau Raffaele Bendandi, maka di tanah air yang dikenal ramalan dari buku primbon. Meski banyak buku primbon dan ramalan Jawa dari banyak tokoh, namun ada satu buku primbon yang banyak dirujuk dan konon paling banyak dipakai dan mujarab di kalangan orang Jawa.

Secara makna, primbon merupakan suatu adat kebiasaan atau aturan kepercayaan yang masih hidup dan senantiasa dilestarikan di kalangan masyarakat. Warisan budaya leluhur yang sebenarnya banyak ragamnya. Ada sebuah buku primbon yang komplit dan termasuk langka berjudul Betaljemur Adammakna karya Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat.

Dalam lintasa sejarah, buku primbon ini aslinya milik Sampeyan Dalemingkang sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono ing Ngayogyakarta. Buku sultan Jogja ini lalu ditulis oleh Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat. Konon, bagi orang jawa, kitab ini adalah induk dari segala primbon setelah serat Centhini. Dari kitab primbon awal Betaljemur Adammakna ini kemudian muncul beberapa turunan kitab primbon berikutnya.

Kitab primbon berikutnya ini antara lain primbon Lukmanul Hakim Adammakna. Kitab turunan ini memuat uraian ilmu yang lebih luas, semisal ada di pembahasan yang diberinama beksan lawung trunojoyo, beksa srimpi renggawati dan srimpi hadiwulangunbronta.

Beksa lawung ini konon menerangkan tentang ulah ilmu asmara. Di srimpi renggawati diterangkan tentangilmu batin/kawruh, asal muasal hidup, ilmu tentang keblat papat limo pancer. Dari sini terciptalah pengetahuan tentang ilmu umur panjang (kawruh) yang termuat di dalam serat yuswa widada. Muncul pula primbon sastragending dan pesatohan salakirabi.

Perhitungan hari perkawinan (ijab kabul manten) berdasarkan keluarnya penganten laki dan berdasarkan perhitungan keblat papat lima pancer, sajen, sarat masrut, pengetahuan tentang asmara gama yang dibahas dalam kama wedha. Primbon obat-obatan yang termuat dalam pokok bahasan triguna usada, rarya usada, jalu usada, wanita usada dan juga rajah-rajah, dan jimat untuk para lelaki.

Sampai saat ini primbon masih banyak digunakan oleh masyarakat Jawa dalam perhitungan ramalan jodoh, perhitungan rejeki dan keselamatan dan berbagai penggunaan lain dalam kehidupan. Anda tertarik untuk menyelami primbon ini? Tak ada salahnya Anda pelajari lebih jauh warisan tradisi kuno dalam bentuk buku dan kitab ini. (imm/imm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar