Misteri Pelarian Trio Bandit dari Penjara Alcatraz belum Terkuak
Azis Turindra |
Jakarta - Fenomena penjara memang unik dan juga seram. Di negeri ini penjara bagi penjahat kakap ada di pulau Nusakambangan, Cilacap. Maka tak heran muncul beragam kisah mereka yang kabur dan lari dari penjara.
Di negeri ini juga sempat muncul banyak kisah mereka yang lari dari penjara. Ada kisah Joni Indo yang menyeberang laut di Nusakambangan, ada pula kisah lain yang kabur dari penjara dengan bermodal kain sisa, bahkan kain sarung yang disambung-sambung agar bisa melompati tingginya tembok penjara.
Kisah di bawah ini juga menjadi bagian dari mereka yang lari dari penjara dan menjadi fenomena heboh di Amerika yang memiliki penjara di tengah lautan bernama Pulau Alcatraz. Penjara Alcatraz yang terletak di San Fransisco adalah penjara yang juga diperuntukkan bagi terpidana yang juga dianggap kakap. Penjara ini juga terkenal dengan para terpidana yang berwatak keras dan juga tempat yang sulit untuk melarikan diri.
Namun, ternyata segala kengerian dan kekerasan yang ada di Alcatraz masih bisa ditembus oleh tiga kawanan bandit yang fenomenal ini. Pada Juni 1962, trio bandit, Frank Morris, Clarence dan John Anglin ternyata telah menggunakan perencanaan yang cerdik dan cermat untuk melarikan diri dari penjara prototipikal ini. Ini mungkin menjadi satu-satunya upaya yang berhasil dan strategi handal yang terncana baik dengan waktu yang terukur untuk melarikan diri dari penjara.
Alfred Anglin dan Clarence adalah dua bersaudara yang berasal dari Donalsonville, Georgia. Mereka berdua awalnya menjadi petani dan buruh. Mereka pertamakali ditangkap saat mulai merampok bank di Georgia pada tahun 1956. Clarence dan Anglin diberi hukuman 15-20 tahun dan dikirim ke Atlanta Lembaga Pemasyarakatan, dimana mereka pertama kali bertemu Frank Morris dan juga Allen Barat. Akibat beberapa pelanggaran kakak beradik ini sempat dipindah ke penjara Alcatraz, begitu juga yang dialami Frank Lee Morris, sosok penjahat kabuhan asli dari Washington, yang juga akhirnya dikirim ke Alcatraz.
Morris menghabiskan sebagian besar tahun-tahun awal dan masa kecil di panti asuhan. Dia dihukum pertama pada usia 13, dan kemudian menginjak remaja telah ditangkap lagi atas kejahatan kepemilikan narkotika dan modus perampokan bersenjata.
Sementara Allen Barat adalah satu-satunya dari empat konspirator yang akhirnya tidak berpartisipasi dalam melarikan diri dari penjara dan hanya trio bandit yang kabur. Sebab konon Allen tidak dapat membuka grill ventilator di selnya dalam waktu yang telah ditentukan.
Pada bulan September 1961, Morris, Barat, dan saudara-saudara Anglin mengusahakan suatu rencana melarikan diri yang rumit. Pada bulan Mei, akhir 1962 Morris, Barat, dan Anglins telah selesai memotong beberapa bagian penting dari dinding sel mereka. Sebuah pelarian yang memang rumit dan sulit.
Orang-orang nekat ini menggunakan serangkaian alat termasuk bor dan sebuah alat yang dirakit dari penyedot debu yang digunakan untuk menjauh dari motor chip yang menempel di beton sel yang memang cukup ketat. Dari sini mereka bisa masuk ke sebuah lubang ventilasi melalui salah satu koridor utilitas belakang sel dan mencapai bagian atas atap.
Langkah ini kemudian membuat mereka bisa menuruni atap melalui cerobong asap ke pantai, dimana mereka dengan cepat mengumpulkan rakit buatan tangan dan bahan seadanya dan melarikan diri ke San Fransisco Bay atau pantai San Fransisco. Dalam versi lain menyebut bahwa mereka bisa mendapatkan perahu karet sederhana yang bisa digunakan lari. Pelarian mereka memang berhasil dan tidak tidak disadari atau diketahui oleh petugas jaga hingga keesokan paginya.
Para petugas penjara baru tahu, ketika melihat orang-orangan yang dibuat oleh trio bandit ini untuk mengelabui. Sebuah kepala boneka dari sabun, rambut manusia yang telah sengaja dikumpulkan, ditambah kertas toilet. Ini semua dilakukan agar terlihat seolah mereka tidur di tempat tidur mereka masing-masing. Langkah ini mampu mengelabui petugas yang menginspeksi penjara malam hari.
Pada hari yang sama, Polisi terus melakukan pencarian para buronan licik ini di sekitar Alcatraz dan Pulau Bidadari meski tanpa keberhasilan. Hingga pada tahun 1962 itu, ketiga bandit itu akhirnya masuk dalam daftar dan sebagian List FBI Wanted.
Memang, masa berikutnya kabar trio bandit itu tidak pernah terdengar lagi, dan konon banyak bukti-bukti menunjukkan bahwa mereka tenggelam di teluk, meskipun tidak ada juga bagian tubuh yang pernah ditemukan.
Sebuah versi penyelidikan lain mengungkapkan bahwa narapidana melarikan diri dari pulau dengan membuat lubang di bangunan untuk sampai ke atap selama jangka waktu yang panjang dengan menggunakan benda-benda umum. Mereka kemudian memanjat pagar penjara dan akhirnya membuat rakit yang terbuat dari jas hujan standar penjara dan semen kontak, meluncurkan rudal itu dari pantai timur laut dari pulau.
Tidak diketahui apa yang terjadi setelah narapidana meluncurkan rakit. Penyelidikan pelarian trio bandit ini juga sempat dilakukan oleh Biro Investigasi Federal, dimulai pada tanggal 11 Juni 1962. Secara teori, tiga narapidana bisa singgah ke Pulau Bidadari, tetapi FBI menyatakan bahwa suhu air dingin dan arah pasang surut laut membuat peluang melawan yang sulit bagi mereka. FBI juga menyatakan bahwa rencana dari tahanan untuk mencuri pakaian dan mobil begitu mereka mencapai sampai di daratan, juga tidak ada laporan pencurian mobil atau pakaian yang disampaikan berbagai warga di daerah tersebut. Kasus ini sempat ditutup oleh FBI pada tanggal 31 Desember 1979 setelah penyelidikan selama 17 tahun.
Meski hingga akhir September 2009, kasus tersebut masih terus diteliti dan diselidiki oleh US Marshall Service, dengan sebuah pernyataan, "Ada surat perintah aktif dan Layanan Marshall tidak menyerah untuk mencari orang," katanya. Yang menjadi masalah hingga sekarang jejak kematian atau hidupnya trio bandit ini tidak ada.
Sebuah fenomena unik dan langka di tengah kehebatan penjara yang telah dirancang manusia modern. Memang, selalu ada celah bagi bandit dan penjahat yang telah nekat, meski juga ada masanya tupai yang pandai melompat pun akan jatuh ke tanah. (azs/dpn)
Di negeri ini juga sempat muncul banyak kisah mereka yang lari dari penjara. Ada kisah Joni Indo yang menyeberang laut di Nusakambangan, ada pula kisah lain yang kabur dari penjara dengan bermodal kain sisa, bahkan kain sarung yang disambung-sambung agar bisa melompati tingginya tembok penjara.
Kisah di bawah ini juga menjadi bagian dari mereka yang lari dari penjara dan menjadi fenomena heboh di Amerika yang memiliki penjara di tengah lautan bernama Pulau Alcatraz. Penjara Alcatraz yang terletak di San Fransisco adalah penjara yang juga diperuntukkan bagi terpidana yang juga dianggap kakap. Penjara ini juga terkenal dengan para terpidana yang berwatak keras dan juga tempat yang sulit untuk melarikan diri.
Namun, ternyata segala kengerian dan kekerasan yang ada di Alcatraz masih bisa ditembus oleh tiga kawanan bandit yang fenomenal ini. Pada Juni 1962, trio bandit, Frank Morris, Clarence dan John Anglin ternyata telah menggunakan perencanaan yang cerdik dan cermat untuk melarikan diri dari penjara prototipikal ini. Ini mungkin menjadi satu-satunya upaya yang berhasil dan strategi handal yang terncana baik dengan waktu yang terukur untuk melarikan diri dari penjara.
Alfred Anglin dan Clarence adalah dua bersaudara yang berasal dari Donalsonville, Georgia. Mereka berdua awalnya menjadi petani dan buruh. Mereka pertamakali ditangkap saat mulai merampok bank di Georgia pada tahun 1956. Clarence dan Anglin diberi hukuman 15-20 tahun dan dikirim ke Atlanta Lembaga Pemasyarakatan, dimana mereka pertama kali bertemu Frank Morris dan juga Allen Barat. Akibat beberapa pelanggaran kakak beradik ini sempat dipindah ke penjara Alcatraz, begitu juga yang dialami Frank Lee Morris, sosok penjahat kabuhan asli dari Washington, yang juga akhirnya dikirim ke Alcatraz.
Morris menghabiskan sebagian besar tahun-tahun awal dan masa kecil di panti asuhan. Dia dihukum pertama pada usia 13, dan kemudian menginjak remaja telah ditangkap lagi atas kejahatan kepemilikan narkotika dan modus perampokan bersenjata.
Sementara Allen Barat adalah satu-satunya dari empat konspirator yang akhirnya tidak berpartisipasi dalam melarikan diri dari penjara dan hanya trio bandit yang kabur. Sebab konon Allen tidak dapat membuka grill ventilator di selnya dalam waktu yang telah ditentukan.
Pada bulan September 1961, Morris, Barat, dan saudara-saudara Anglin mengusahakan suatu rencana melarikan diri yang rumit. Pada bulan Mei, akhir 1962 Morris, Barat, dan Anglins telah selesai memotong beberapa bagian penting dari dinding sel mereka. Sebuah pelarian yang memang rumit dan sulit.
Orang-orang nekat ini menggunakan serangkaian alat termasuk bor dan sebuah alat yang dirakit dari penyedot debu yang digunakan untuk menjauh dari motor chip yang menempel di beton sel yang memang cukup ketat. Dari sini mereka bisa masuk ke sebuah lubang ventilasi melalui salah satu koridor utilitas belakang sel dan mencapai bagian atas atap.
Langkah ini kemudian membuat mereka bisa menuruni atap melalui cerobong asap ke pantai, dimana mereka dengan cepat mengumpulkan rakit buatan tangan dan bahan seadanya dan melarikan diri ke San Fransisco Bay atau pantai San Fransisco. Dalam versi lain menyebut bahwa mereka bisa mendapatkan perahu karet sederhana yang bisa digunakan lari. Pelarian mereka memang berhasil dan tidak tidak disadari atau diketahui oleh petugas jaga hingga keesokan paginya.
Para petugas penjara baru tahu, ketika melihat orang-orangan yang dibuat oleh trio bandit ini untuk mengelabui. Sebuah kepala boneka dari sabun, rambut manusia yang telah sengaja dikumpulkan, ditambah kertas toilet. Ini semua dilakukan agar terlihat seolah mereka tidur di tempat tidur mereka masing-masing. Langkah ini mampu mengelabui petugas yang menginspeksi penjara malam hari.
Pada hari yang sama, Polisi terus melakukan pencarian para buronan licik ini di sekitar Alcatraz dan Pulau Bidadari meski tanpa keberhasilan. Hingga pada tahun 1962 itu, ketiga bandit itu akhirnya masuk dalam daftar dan sebagian List FBI Wanted.
Memang, masa berikutnya kabar trio bandit itu tidak pernah terdengar lagi, dan konon banyak bukti-bukti menunjukkan bahwa mereka tenggelam di teluk, meskipun tidak ada juga bagian tubuh yang pernah ditemukan.
Sebuah versi penyelidikan lain mengungkapkan bahwa narapidana melarikan diri dari pulau dengan membuat lubang di bangunan untuk sampai ke atap selama jangka waktu yang panjang dengan menggunakan benda-benda umum. Mereka kemudian memanjat pagar penjara dan akhirnya membuat rakit yang terbuat dari jas hujan standar penjara dan semen kontak, meluncurkan rudal itu dari pantai timur laut dari pulau.
Tidak diketahui apa yang terjadi setelah narapidana meluncurkan rakit. Penyelidikan pelarian trio bandit ini juga sempat dilakukan oleh Biro Investigasi Federal, dimulai pada tanggal 11 Juni 1962. Secara teori, tiga narapidana bisa singgah ke Pulau Bidadari, tetapi FBI menyatakan bahwa suhu air dingin dan arah pasang surut laut membuat peluang melawan yang sulit bagi mereka. FBI juga menyatakan bahwa rencana dari tahanan untuk mencuri pakaian dan mobil begitu mereka mencapai sampai di daratan, juga tidak ada laporan pencurian mobil atau pakaian yang disampaikan berbagai warga di daerah tersebut. Kasus ini sempat ditutup oleh FBI pada tanggal 31 Desember 1979 setelah penyelidikan selama 17 tahun.
Meski hingga akhir September 2009, kasus tersebut masih terus diteliti dan diselidiki oleh US Marshall Service, dengan sebuah pernyataan, "Ada surat perintah aktif dan Layanan Marshall tidak menyerah untuk mencari orang," katanya. Yang menjadi masalah hingga sekarang jejak kematian atau hidupnya trio bandit ini tidak ada.
Sebuah fenomena unik dan langka di tengah kehebatan penjara yang telah dirancang manusia modern. Memang, selalu ada celah bagi bandit dan penjahat yang telah nekat, meski juga ada masanya tupai yang pandai melompat pun akan jatuh ke tanah. (azs/dpn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar