Minggu, 26 Juni 2011

Menelusuri Ragam Tradisi Penguburan Mayat

Menelusuri Ragam Tradisi Penguburan Mayat

Azis Turindra |

Jakarta - Setiap manusia pasti akan mengalami fase lahir, menjalani hidup hingga fase penutup dunia, yakni kematian. Penghormatan terakhir bagi orang yang masih hidup terhadap yang mati adalah mengurus jenazah hingga dimakamkan.

Tapi bagaimana prosesi penguburan ini dijalani? Pernahkah anda membayangkan bagaimana cerita penguburan manusia itu dimulai dan dikisahkan dari satu tempat ke tempat lain? Kenapa model penguburan manusia ini beragam dan berbeda sealur dengan keragaman suku dan etnis di berbagai daerah?

Tentu bukan hal mudah untuk memahami. Penulis pernah mendengar dari para orangtua bahwa sejarah pemakaman manusia juga dimulai dari zaman Nabi Adam as. Saat itu dikisahkan bahwa Qabil dan Habil yang berebut pasangan yang bernama Iqlima, padahal telah ditentukan oleh sang ayah dengan cara bersilang. Karena tidak terima, mereka berdua akhirnya berkelahi hingga salah satunya meninggal.

Begitu salah satu meninggal yakni Habil, Qabil sempat mengalami kebingungan bagaimana dan apa yang harus dilakukan. Mungkinkah bisa hidup lagi dan seterusnya. Dari sini dan di tengah kebingungan itu, lantas muncullah dua burung gagak yang seolah menunjukkan sesuatu pada Qabil. Burung itu terlihat bertarung hingga salah satunya mati, lantas burung yang masih hidup tiba-tiba menggali-gali tanah dengan cakarnya, dan seterusnya meletakkan burung yang sudah mati tersebut dan menutupnya kembali.

Dari sinilah cerita penguburan manusia yang meninggal pertamakali ini dimulai. Yakni penguburan dengan menggali tanah dan meletakkan ke dalam liang galian tanah itu. Lantas apakah semua manusia kemudian melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan putra Adam ini? Ternyata proses penguburan manusia itu juga begitu beragam, sealur dengan beragamnya anak cucu Adam yang tersebar di berbagai penjuru dan belahan bumi.

Perbedaan ini juga tampak dari beragamnya tempat hidup, bahasa, warna kulit yang terlahir dari tradisi yang juga beragam dari proses panjang manusia yang turun-temurun dari nenek moyangnya.

Di tanah air kita tercinta misalnya, pada nenek moyang ternyata juga memiliki cara hidup dan penguburan orang yang meninggal dengan beragam tradisi. Sebelum agama ini hadir pada nenek moyang, konon penguburan dilakukan secara tradisional, mengandalkan apa yang ada di alam. Ada yang meletakkan di dalam gua, seperti banyak ditemui di berbagai gua yang letaknya terpencil dan khsusu. Di Trunyan Bali misalnya, penguburan dilakukan di bawah pohon trunyan yang memiliki efek bau yang bisa menetralisir bangkai manusia ini.

Ada juga yang dilakukan dengan cara meletakkan mayat di sebuah tempat tinggi, di bukit dan gunung yang tinggi, termasuk tradisi Toraja yang diiringi upacara pelepasan yang begitu meriah.

Di Papua yang juga memiliki tradisi turun-temurun dari leluhurnya, juga memiliki tradisi penguburan jenazah yang berbeda. Beberapa bulan lalu, peneliti balai Arkeologi Jayapura menyampaikan penemuan situs penguburan purba yang dilakukan nenek moyang papua di pegunungan Bintang, Papua. Ada dua situs penguburan tersebut ditemukan di Kampung Kabiding, Distrik Oksibil, dan Kampung Wanbakon, Distrik Serambakon, kawasan Pegunungan Bintang.

Pada penelitian tersebut, katanya, ditemukan juga jenis alat batu yang terdiri atas alat serpih, kapak persegi, dan alat serut yang ditemukan di dalam dan di luar goa. "Jika dilihat dari jenis alat yang ditemukan menggambarkan tradisi prasejarah berburu dan meramu," kata para peneliti, seperti berdar juga di beberapa blog.

Para arkeolog ini juga menilai, tradisi penguburan prasejarah di goa oleh suku-suku di Kabupaten Pegunungan Bintang sangat berbeda dengan tradisi penguburan di daerah Pegunungan Tengah Papua lainnya.

Di daerah Wamena misalnya, yang didiami suku Dani dan di daerah Tolikara, ternyata mereka sudah mengenal tradisi pembakaran mayat. Yah, tradisi penguburan dan mengurus orang meninggal ini memang beragam sesuai dengan peikiran masyarakat setempat. (imm/imm)


Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar