Mitos Tindihan Saat Tidur dari Berbagai Benua Dunia
Azis Turindra |
Jakarta - Pernahkan Anda bermimpi yang membuat Anda tersengal-sengal nafasnya atau pada suatu ketika merasa berat, dada sesak, sulit bergerak, sulit berteriak disertai munculnya halusinasi hantu? Konon menurut kepercayaan jawa ini disebut peristiwa tindihan, atau diganggu hantu.
Dalam istilah medis, hal ini disebut sebagai tidur lumpuh (Sleep Paralysis) karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh. Nampaknya, hampir setiap orang pernah mengalaminya, minimal sekali dalam hidupnya. Dan gejala Sleep paralysis ini bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan.
Fenomena Sleep Paralysis sering dikaitkan dengan hal mistis dan hal ini bukan saja monopoli dari tanah Jawa saja, melainkan mitos ini juga berkembang di berbagai negara di Dunia. Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk incubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul.
Bahkan beberapa penampakan yang terjadi sampai ada yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara itu di sisi lain di Eropa sendiri terdapat beberapa lukisan abad pertengahan, yang menggambarkan proses tindihan dengan sosok roh jahat yang menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.
Benua Amerika
Fenomena Sleep Paralysis di benua Amerika diwakili oleh kebudayaan Meksiko. Mereka menyebut fenomena ini sebagai se me subio el muerto dan fenomena ini dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang, sehingga seseorang merasa di duduki atau ditidih pada saat tidur.
Benua Afrika
Di Benua Afrika fenomena tindihan dikenal dalam budaya campuran yaitu budaya Afro-Amerika. Sebenarnya kepercayaan ini juga terdapat di benua Amerika. Bagi mereka yang merupakan keturunan kulit hitam Afrika, biasanya akan mengenal kepercayaan ini. Mereka menyebut gangguan tidur dengan sebutan the devil riding your back atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
Dipercaya orang yang sulit bangun dari tidurnya sedang dinaiki hantu, baik itu berwujud perempuan maupun berwujud laki-laki. Biasanya sang hantu tidak akan lepas sebelum korbannya dapat berteriak.
Benua Asia
Tindihan selain di Indonesia juga terkenal di beberapa negara tetangga lainnya. Seperti dalam kebudayaan Cina, tindihan disebut gui ya shen yang bermakna gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang. Sedangkan dalam kebudayaan Kamboja, Laos dan Thailand serentak menyebutnya sebagai pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.
Tidak ketinggalan juga dalam kebudayaan Jepang, fenomena ini disebut kanashibari, yang berdasarkan literatur dapat diartikan mengikat, sehingga fenomena ini diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
Di negara berpaham komunis yaitu Vietnam, fenomena ini juga dikenal dengan nama ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
Benua Eropa
Tidak hanya dikenal di kebudayaan Amerika, Asia, dan Afrika saja, mitos tentang Sleep Paralysis menyebar di benua Eropa. Dalam kebudayaan Islandia, dikenal dengan mara, yang berasal dari bahasa kuno Island yang memiliki arti hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.
Sedangkan dalam kebudayaan Turki, dikenal dengan karabasan, yang dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
Sementara itu dalam kebudayaan Hungaria, fenomena ini disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
Terakhir dalam kebudayaan Malta, gangguan tidur dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
Benua Australia dan Oseania
Sebagai pamungkasnya mitos mengenai tindihan ada di benua Australia yang diwakili oleh kebudayaan New Guinea. Fenomena tindihan diberi nama Suk Ninmyo. Suk Ninmyo merupakan pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini akan terbangun dan terjadilah sleep paralysis.
Yah, ternyata fenomena tindihan ini juga dikenal di seluruh benua di dunia. (imm/imm)
Dalam istilah medis, hal ini disebut sebagai tidur lumpuh (Sleep Paralysis) karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh. Nampaknya, hampir setiap orang pernah mengalaminya, minimal sekali dalam hidupnya. Dan gejala Sleep paralysis ini bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan.
Fenomena Sleep Paralysis sering dikaitkan dengan hal mistis dan hal ini bukan saja monopoli dari tanah Jawa saja, melainkan mitos ini juga berkembang di berbagai negara di Dunia. Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk incubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul.
Bahkan beberapa penampakan yang terjadi sampai ada yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara itu di sisi lain di Eropa sendiri terdapat beberapa lukisan abad pertengahan, yang menggambarkan proses tindihan dengan sosok roh jahat yang menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.
Benua Amerika
Fenomena Sleep Paralysis di benua Amerika diwakili oleh kebudayaan Meksiko. Mereka menyebut fenomena ini sebagai se me subio el muerto dan fenomena ini dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang, sehingga seseorang merasa di duduki atau ditidih pada saat tidur.
Benua Afrika
Di Benua Afrika fenomena tindihan dikenal dalam budaya campuran yaitu budaya Afro-Amerika. Sebenarnya kepercayaan ini juga terdapat di benua Amerika. Bagi mereka yang merupakan keturunan kulit hitam Afrika, biasanya akan mengenal kepercayaan ini. Mereka menyebut gangguan tidur dengan sebutan the devil riding your back atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
Dipercaya orang yang sulit bangun dari tidurnya sedang dinaiki hantu, baik itu berwujud perempuan maupun berwujud laki-laki. Biasanya sang hantu tidak akan lepas sebelum korbannya dapat berteriak.
Benua Asia
Tindihan selain di Indonesia juga terkenal di beberapa negara tetangga lainnya. Seperti dalam kebudayaan Cina, tindihan disebut gui ya shen yang bermakna gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang. Sedangkan dalam kebudayaan Kamboja, Laos dan Thailand serentak menyebutnya sebagai pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.
Tidak ketinggalan juga dalam kebudayaan Jepang, fenomena ini disebut kanashibari, yang berdasarkan literatur dapat diartikan mengikat, sehingga fenomena ini diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
Di negara berpaham komunis yaitu Vietnam, fenomena ini juga dikenal dengan nama ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
Benua Eropa
Tidak hanya dikenal di kebudayaan Amerika, Asia, dan Afrika saja, mitos tentang Sleep Paralysis menyebar di benua Eropa. Dalam kebudayaan Islandia, dikenal dengan mara, yang berasal dari bahasa kuno Island yang memiliki arti hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.
Sedangkan dalam kebudayaan Turki, dikenal dengan karabasan, yang dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
Sementara itu dalam kebudayaan Hungaria, fenomena ini disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
Terakhir dalam kebudayaan Malta, gangguan tidur dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
Benua Australia dan Oseania
Sebagai pamungkasnya mitos mengenai tindihan ada di benua Australia yang diwakili oleh kebudayaan New Guinea. Fenomena tindihan diberi nama Suk Ninmyo. Suk Ninmyo merupakan pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini akan terbangun dan terjadilah sleep paralysis.
Yah, ternyata fenomena tindihan ini juga dikenal di seluruh benua di dunia. (imm/imm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar